Berawal dari Tugas Kuliah, Lima Mahasiswa Ini Ciptakan Casing Smartphone Unik dari Batik
Kain batik biasanya diidentikkan dengan pakaian, terutama pakaian resmi dan kerja seperti kemeja yang sering kamu lihat di hari Jum’at. Tapi, selain pakaian, sebenarnya ada banyak tempat dimana kamu bisa menemukan motif batik yang tradisional. Salah satunya adalah casing smartphone seperti yang dibuat oleh Bate Indonesia ini.
Tapi, apa bedanya casing ini dibanding casing dengan motif batik lain di luar sana yang notabene lebih murah. Nah, beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol dengan tim Bate Indonesia dan mengetahui keunikan dari produk mereka, serta kisah di balik casing batik mereka ini.
Tidak seperti barang pasaran yang sekedar mencetak motif atau gambar di atas casing polos, Bate Indonesia benar-benar membawa batik yang sebenarnya ke permukaan sebuah casing smartphone. Yup, Bate Indonesia ini menggunakan kain batik cetak dari penyedia kain batik lokal. Kain itu kemudian dipotong sedemikian rupa sesuai dengan bentuk smartphone yang diinginkan, lalu ditempel di atas casing bening. Semua proses itu dilakukan secara manual dengan tangan, dan kain batiknya juga dipilih secara seksama oleh tim Bate Indonesia.
Berawal dari Tugas Kuliah
Tim Bate Indonesia bersama Dede Yusuf
Brand dan ide Bate Indonesia sendiri sebenarnya diprakarsai oleh lima orang: Adrianus Tirta, Anne Siane, Chrissela, Cindy Stefiana, Hendy Kurnia. Kenapa lima orang? Well, karena ide Bate Indonesia sendiri sebenarnya adalah bagian dari tugas mata kuliah Kewirausahaan mereka di akhir tahun 2014 lalu.
Kalau kamu masih merasakan bangku kuliah kamu mungkin pernah mendengar atau pernah melakukan tugas seperti ini. Buat sebuah kelompok, ciptakan sebuah brand beserta produknya, jual atau pasarkan, lalu hasilnya akan dilaporkan dan dijadikan nilai kuliah. Saat itu, kelimanya yang tergabung dalam satu kelompok bingung harus membuat produk apa. Sampai pada hari terakhir pengajuan ide, mereka akhirnya memutuskan untuk membuat casing smartphone. Tapi ide sederhana itu kemudian dikembangkan lebih jauh. Karena mulai populer kembali, mereka sepakat untuk membuat casing smartphone motif batik menggunakan kain batik yang sebenarnya. Dari situlah lahir casing smartphone batik serta brand Bate yang merupakan pengucapan kata Batik dalam bahasa Inggris.
Memperkenalkan Batik ke Medium Modern
Tapi alasan mereka berlima menggunakan ide casing batik bukan cuma “biar tugas kuliah selesai” atau karena beda sehingga bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Mereka berlima pada dasarnya memang suka dengan batik, karena di Indonesia saja, batik punya banyak jenis, dan tiap jenis punya motif serta makna uniknya masing-masing yang membuatnya semakin menarik untuk ditelaah. Selain itu, batik sendiri memang punya banyak possibility. Buktinya, sekarang ini banyak desainer fashion yang memadukan kain batik yang tradisional ke koleksi pakaian buatan mereka.
Selain itu, meskipun mulai diakui, popularitas batik sendiri masih berpusat di kota besar, terutama Jakarta. Masyarakat, termasuk (dan mungkin terutama) anak muda juga masih memiliki anggapan bahwa kain batik adalah sesuatu yang “jadul” atau kuno, dan mereka tidak mau menggunakan sesuatu yang mereka anggap kuno tersebut.
Karena berniat membantu untuk membuat batik menjadi semakin populer dan diakui di masyarakat terutama anak muda itulah, mereka akhirnya memutuskan untuk menggunakan batik dan mencoba membawanya ke medium yang modern dan sering dijumpai. Dan di zaman sekarang, tidak ada produk modern yang lebih sering dijumpai daripada smartphone. Semua orang menggunakannya kapan saja, di mana saja, dan dalam waktu lama. Jadi, membawa batik ke permukaan smartphone orang-orang tentunya bisa membantu menignkatkan awareness dan apresiasi masyarakat bahwa batik itu tidak kuno dan bisa dijadikan barang yang keren.
Memulai ide ini memang tidak mudah, karena awalnya mereka juga kesulitan mencari pengrajin yang bisa membuat produk mereka. Mereka pada akhirnya harus berusaha dengan orang-orang yang bukan spesialis kerajinan tangan, melainkan orang-orang yang menyukai kesenian. Jadi, risiko produk yang cacat atau tidak sesuai dengan standar kualtias masih dijumpai. Tapi bagaimanapun, tim Bate Indonesia tetap maju dengan ide dan ambisi yang diusungnya.
Akhirnya, kalau umumnya tugas Kewirausahaan di bangku kuliah langsung berakhri sampai laporan tugasnya dikumpulkan ke dosen, kelima pendiri Bate Indonesia ini memutuskan untuk tetap mempertahankan brand serta jenis produk Bate Indonesia dan mengembangkannya agar bisa menjadi lebih besar dan dilirik lebih banyak masyarakat. Karena itu, sejak pertama kali berdiri di bulan Oktober tahun 2014 lalu, kelima pendiri Bate Indonesia sering hadir dan ikut serta di berbagai pameran, kompetisi, atau acara lain terkait dengan produk handmade, entrepreneur, atau budaya Indonesia, sampai mendapat pengakuan dari orang-orang ternama seperti Dede Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2008 sampai 2013. Semuanya dilakukan di tengah kesibukan mereka yang masih berkuliah di semester 7 di Universitas Katolik Parahyangan.
Bersaing di Pasar yang Sulit
Kalau dilihat dari originalitas, proses pengerjaan, dan pesan yang ingin disampaikan, Bate Indonesia adalah brand yang patut diapresiasi. Produknya pun punya kualitas yang oke, apalagi penampilannya. Plus, Bate Indonesia juga hadir di tengah tren produk handmade yang mulai meningkat 2-3 tahun terakhir ini.
Tapi, bukan berarti jalur yang sudah dan akan dilalui mudah, apalagi untuk produk casing smartphone seperti yang dimiliki Bate Indonesia. Karena, meskipun cukup unik, casing smartphone dari Bate Indonesia sendiri harus bersaing dengan ribuan casing smartphone lain yang ada di luar sana yang umumnya lebih murah, dan beberapa diantaranya malah juga memiliki motif batik, walaupun hanya dalam bentuk cetakan di atas hardcase.
Jadi, secara persaingan, pasar yang dihadapi oleh Bate Indonesia cukup menantang. Belum lagi kalau mempertimbangkan brand casing smartphone handmade dari kayu yang juga sama-sama unik, plus tantangan lain seperti risiko produk cacat dan sabagainya.
Meskipun begitu, tim Bate Indonesia tetap optimis bahwa brand dan produk mereka bisa tetap maju dan bisa memanfaatkan tren dan popularitas produk handmade yang sedang meningkat ini. Mereka berharap Bate Indonesia serta produknya semakin dikenal dan tentunya disukai dengan masyarakat luas, karena dengan begitu mereka bisa membantu masyarakat untuk lebih mengapresiasi dan juga mencintai kain batik Indonesia.