Untuk Mengejar Impiannya, Salah Satu Pendiri Beads Ink Ini Nekat Melepas Pekerjaan Tetapnya
Semua orang pasti punya impian, apapun itu. Ada yang ingin mendapat pekerjaan tertentu, ada yang ingin mendapatkan banyak uang, punya keluarga yang bahagian, atau mungkin sesederhana membuat orang tua bangga. Anggana Diwyacitta, atau akrab disapa Citta, punya impian ingin membuat brand sendiri. Itulah motivasinya menciptakan , sebuah brand aksesoris wanita handmade yang ia rintis bersama saudara kandungnya, Kanya Ramyacitta.
Sejak pertama kali berdiri di tahun 2013 lalu, Beads Ink sekarang cukup berhasil dan menjadi sebuah impian yang nyata. Tapi untuk mewujudkan itu, Citta harus mengambil satu keputusan yang cukup nekat.
Berawal dari Sebuah Impian
Latar belakang Citta dan Kanya sendiri adalah arsitektur dan biologi. Yup, sangat jauh dari yang namanya handmade atau kerajinan tangan. Tapi keduanya memang suka dengan aksesoris. Bagi mereka, aksesoris adalah solusi untuk semua masalah fashion atau berpakaian untuk wanita. “Terutama disaat bingung mau pakai baju apa. Tinggal tambahkan aksesoris yang menarik dan voila, penampilan pun terupgrade dengan sendirinya!”
Di sisi lain, Citta dan Kanya juga sama-sama suka desain dan berkreasi. Keduanya suka berkarya atau membuat sesuatu dengan tangan mereka sendiri. Karena itulah Citta mulai mencoba membuat aksesoris handmade sebagai hobi. Awalnya, Citta mencoba membawa dan memperlihatkan aksesoris buatannya ke teman-temannya. Ternyata mereka menyukai dan membeli aksesoris buatannya ini.
Mendapat respon yang baik, Citta mulai berpikir untuk membuat hobinya ini menjadi sesuatu yang lebih serius, menjadi sebuah brand baru buatannya sendiri. Tapi itu baru hanya sebatas keinginan. Saat itu Citta masih bekerja sebagai arsitek, plus harus mengurus kehamilannya. Itu membuat ia tidak bisa berusaha secara konsisten mewujudkan impiannya itu.
Beberapa lama setelah kesibukannya berkurang, ia kangen untuk kembali berkarya membuat aksesoris handmade. Ia ingin kembali berusaha mewujudkan impiannya. Untuk itu, ia mengajak Kanya untuk bergabung. Dari situlah Beads Ink berdiri.
Membawa Cerita Melalui Aksesoris
Ketika pertama kali mendirikan Beads Ink, Citta dan Kanya tidak mau hanya membuat aksesoris biasa. Mereka yakin bahwa tiap aksesoris bisa memiliki keterkaitan yang kuat dengan pemiliknya. Mereka yakin bahwa tiap aksesoris bisa mewakili dan membawakan cerita yang dimiliki pemakainya. Karena itulah, mereka ingin aksesoris mereka ini bisa menjadi sesuatu yang punya cerita. Bukan cerita mereka berdua, tapi para pembeli Beads Ink.
Dari keyakinan itulah Citta dan Kanya selalu membuat koleksi aksesoris dari Beads Ink berdasarkan tema atau konsep tertentu. Salah satu yang paling berkesan buat mereka adalah koleksi bertema Beautiful Indonesia. Dibuat dalam rangka perayaan 17 Agustus beberapa waktu lalu, koleksi ini ingin memperlihatkan keindahan-keindahan Indonesia melalui aksesoris. Buat mereka, koleksi ini berkesan karena memiliki konsep yang benar-benar rapi. Tiap aksesoris di koleksi ini juga menurut mereka benar-benar menyampaikan cerita dan pesan yang tepat.
Masih banyak lagi konsep dan tema yang mereka usung di koleksi aksesoris Beads Ink. Tapi yang manapun konsep yang dipakai, mereka selalu bisa memadukannya dengan tren terkini lalu dibuat menjadi sebuah aksesoris. Inilah yang membuat aksesoris Beads Ink unik. Tiap aksesorisnya punya feeling dan attachment yang kuat bagi pemakainya.
Meninggalkan Pekerjaan Demi Mengejar Impian
Aksesoris Beads Ink sendiri mendapat respon positif dari pembeli. Perlahan-lahan, brand yang dirintis oleh Citta ini memperlihatkan potensi untuk terus berkembang. Sayangnya, saat itu Citta masih melakukan ini sambil bekerja sebagai arsitek. Selama 1,5 tahun, ia harus bisa meluangkan waktu untuk membuat aksesoris Beads Ink. Malam hari, waktu istirahat, atau waktu kosong manapun selalu digunakannya untuk membuat aksesoris handmade.
Di sisi lain pekerjaannya sebagai arsitek juga kadang menyita cukup banyak waktu. Ditambah dengan tugas mengurus anaknya yang masih batita, ia biasanya cuma bisa tidur selama dua sampai empat jam tiap malam. Ketika jumlah pesanan yang diterimanya semakin banyak, Citta merasa hasil karyanya menjadi kurang maksimal karena dikerjakan setengah-setengah.
Dari situ, Citta sadar bahwa melakukan sesuatu dengan cara sambil tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Saat itu, Beads Ink baru saja mulai berkembang, dan apa yang akan terjadi ke depannya masih belum diketahui. Tapi karena ingin mengejar impiannya, yaitu mendirikan sebuah brand yang sukses, Citta mengambil keputusan yang cukup berani. Ia berhenti dari pekerjaannya sebagai arsitek, dan memilih untuk fokus mengembangkan Beads Ink. “Walaupun waktu itu aku juga menyukai pekerjaanku, tapi Beads Ink ini passion dan impianku. So I decided to catch the dream. Sebelum makin tua dan kehilangan kesempatannya haha,” kenangnya. Kanya sendiri tidak berhenti dari pekerjaannya. “Kalau dua-duanya berhenti, dipelototin orang tua kami nanti hahaha,” tambah Citta.
Setelah berhenti bekerja dan fokus ke Beads Ink, jalan yang harus dilalui Citta tidak langsung mulus. Citta dan Kanya pada dasarnya tidak punya latar belakang bisnis atau marketing, mereka berdua harus banyak belajar dengan melakukan trial and error. Ini juga dibarengi dengan tantangan lain seperti dana dan sumber daya manusia yang masih terbatas. Belum lagi mereka juga kesulitan mencari supplier manik-manik lokal yang bisa menyediakan dalam jumlah banyak dan customizable. “Salah satu visi kami adalah penggunaan material-material lokal untuk sekaligus juga mendukung pengrajin lain.”
Meskipun begitu, setelah satu sampai tiga bulan belajar dan beradaptasi dengan gaya hidup baru, Citta dan Kanya akhirnya mulai terbiasa. Selama 1,5 tahun berikutnya, keduanya bisa terus mengembangkan Beads Ink. Tim yang awalnya hanya terdiri dari mereka berdua sekarang bertambah dua orang lagi. Tapi yang paling penting, Citta sendiri sekarang benar-benar berhasil mewujudkan impiannya mendirikan brand sendiri. Apalagi pembelinya juga senang menggunakan karyanya, karena itulah salah satu motivasi Citta mendirikan Beads Ink. “Senang sekali saat lihat karya kita dipakai oleh orang lain, hehe.. your happiness is my happiness.”
Kalau kamu penasaran seperti apa aksesoris handmade buatan Beads Ink, langsung saja berkunjung ke halaman .