Hit enter after type your search item

Ethnic Collaboration, Bisnis Sepatu Batik Wanita Hasil "LDR" Dua Pendirinya

/
/

Long distance relationship atau yang biasa disingkat LDR ternyata bisa juga terjadi dalam hubungan bisnis, seperti yang dialami Astari Putri Utami (25) dan Zulfah Nurhanni Zulaimyta (24) dalam mengembangkan bisnis sepatu batik handmade mereka, . Bisnis yang pada 15 Maret lalu genap berusia satu tahun ini merupakan hasil kerja keras dari dua teman kuliah yang sama sekali tidak memiliki latar belakang bisnis.

“Astari kuliah di Jurnalistik, dan Myta di Sastra Inggris. Tapi memang kami berdua memiliki passion yang sama, yaitu berbisnis, sehingga saat memilih mendirikan ETC.CO kami berdua benar-benar memulai produksi dan belajar segala macam mengenai produksi sepatu dari nol,” kata Zulfah Nurhanni Zulaimyta atau yang akrab dipanggil Myta.

Astari dan Myta yang dulu sama-sama berkuliah di UIN Jakarta memilih berbisnis sepatu batik karena pada dasarnya mereka berdua memang ingin melestarikan dan menunjukkan keindahan batik dengan berbagai cara, kepada berbagai kalangan dari yang muda hingga yang tua. Awalnya, Astari yang lebih dahulu memiliki ide bisnis ini kemudian mengajak Myta untuk menjalankannya bersama. Myta sendiri memiliki latar belakang keluarga yang dulunya memproduksi batik Jambi untuk diperjualbelikan. Karena keluarganya tidak melanjutkan usaha batik Jambi tersebut, Myta pun setuju dengan ide Astari untuk membuka usaha dengan memproduksi dan menjual produk berunsur batik.

Memproduksi Sepatu secara Limited

ETC.CO terbilang unik karena menggunakan sistem produksi yang non-repeated atau limited. Artinya, satu koleksi sepatu yang sudah habis terjual tidak akan diproduksi lagi oleh ETC.CO. Ini dilakukan karena Astari dan Myta sejak awal ingin membuat para pelanggan merasa spesial dalam menggunakan produk ETC.CO.

Dengan kebijakan seperti itu, mereka berdua tentu dituntut untuk selalu punya ide dan desain produk baru yang unik. Tidak takut kehabisan ide, ya?

“Mengenai ide, sebenarnya kami tidak pernah takut untuk kehabisan [ide], karena ide sendiri akan selalu datang dengan banyak cara. Salah satunya dengan mencoba mempelajari banyak desain dari para desainer yang tentunya sudah lebih dulu meluncurkan produk. Tidak lupa juga kami melakukan banyak review dengan para pelanggan atau lingkungan terdekat untuk terus meningkatkan kualitas dari produk ETC.CO dan mencoba memetakan keinginan pasar tentunya,” kata Myta menanggapi.

Belajar Dari Nol

Sebelum memulai ETC.CO, Astari dan Myta masing-masing sudah pernah menjalankan bisnis kecil-kecilan sendiri. Tapi ETC.CO adalah bisnis pertama yang mereka jalankan bersama sebagai partner, dan juga merupakan bisnis pertama mereka di ranah produk handmade. Bisa dibilang, Astari dan Myta benar-benar belajar dari nol dalam membangun brand dan produk handmade, mulai dari produksi hingga pemasaran.

“Kami belajar dengan banyak cara mulai dari browsing Internet, bertanya langsung dengan beberapa teman yang sudah lebih dahulu menjalankan bisnis yang hampir sama, karena pengalaman mereka adalah salah satu guru terbaik buat kami,” kisah Myta.

Menjalankan bisnis berdua di ranah yang sama sekali baru membawa banyak tantangan tersendiri bagi Astari dan Myta, mulai dari mempelajari produksi sepatu dari awal, hingga perdebatan mengenai pemilihan desain. Myta mengaku bahwa mempelajari pasar ternyata tidak sesederhana itu. Dalam perjalanannya, ETC.CO juga sempat berpindah-pindah tempat produksi. Demi mencapai standar produk yang diinginkan, Astari dan Myta juga harus “blusukan” dalam proses produksi, walaupun sudah ada 3-5 pengrajin yang mengerjakan proses produksi saat ini.

“Saat memilih pengrajin yang tepat, kami memilih yang sesuai dengan visi dan misi, dan kami juga turun langsung hingga kebagian pemilihan bahan baku yang akan digunakan. Apabila standar kualitasnya juga sesuai dengan apa yang kami inginkan, maka produksi baru akan berjalan.”

Maju Bersama Seorang Partner

Beberapa kali Astari dan Myta harus mengatasi rasa kecewa karena satu dan lain hal, lalu bangkit kembali. Belum lagi, kadang terjadi percekcokan antara mereka berdua yang berpotensi menghambat perkembangan ETC.CO, sehingga harus belajar untuk memahami satu sama lain. Namun, jika partner sudah saling mengerti, manfaat yang diperoleh dari berbisnis berdua jauh lebih terasa.

“Dengan memiliki partner, tentunya banyak hal yang bisa dikerjakan bersama dan berbagi ide, dan saling menopang saat yang lain sedang tidak bisa menjalankan tugasnya karena satu dan lain hal, demi kelancaran usaha,” kata Myta.

Saat ini, Astari berdomosili di Jakarta, sementara Myta berdomisili di Jambi, karena selain menjalankan ETC.CO, mereka juga memiliki pekerjaan masing-masing. Seperti layaknya orang berpacaran, Astari dan Myta selalu berusaha saling memberi kabar mengenai perkembangan ETC.CO dan mencoba selalu berbagi pendapat dan ide terbaru baik melalui telepon, message, atau email.

“Saling berusaha mengerti kesibukan masing-masing, tapi tentunya dengan kesadaran masing-masing mengenai tanggung jawabnya. Apabila terjadi masalah juga selalu dibicarakan segera, agar tidak terjadi salah paham dan masalahnya menjadi semakin besar. Pokoknya selama semuanya demi kebaikan bersama dan niat baik memulainya, insya Allah akan berjalan dengan baik ke depannya,” kata Myta.

Rencana ke Depan

Saat ini, ETC.CO masih fokus memproduksi sepatu batik wanita yang dijual melalui online channel untuk dapat menjangkau seluruh Indonesia. Produk mereka sudah terjual paling jauh hingga Ternate dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Astari dan Myta memang ingin agar produknya bisa digunakan oleh banyak pihak di berbagai belahan wilayah Indonesia. Ke depannya, mereka juga berencana meluncurkan koleksi produk handmade selain sepatu, tapi tentunya tetap dengan unsur batik yang menjadi ciri khas.

Terkait industri handmade, Myta sendiri melihat bahwa industri handmade di Indonesia saat ini sangat pesat kemajuannya. Banyak sekali anak muda atau pun berbagai kalangan yang mulai berani memproduksi banyak hal kreatif dan inovatif, dengan kualitas yang sudah semakin baik. Lalu, apa harapan ETC.CO terhadap industri handmade Indonesia ke depannya?

“Harapan dari kami untuk industri handmade di Indonesia adalah semoga lebih banyak lagi anak muda yang mengembangkan idenya, hingga tidak hanya sekadar omongan belaka. Sehingga semakin meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa sebenarnya produk lokal Indonesia sendiri juga patut di banggakan dan memiliki kualitas yang baik. Karena jika bukan kita yang membuat ide dan mimpi kita untuk menjadi nyata, jangan bersedih bila nantinya akan ada orang lain yang membuatnya nyata, dan itu bukan kita,” tutup Myta.


Kalau kamu penasaran seperti apa koleksi sepatu etnik dari Ethnic Collaboration, langsung saja berkunjung ke halaman .

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar