Informasi Lengkap Batik Jawa Sejarah, Motif & Pusat Perkembangannya
Batik jawa terkenal sebagai seni menggambar kain dengan motif tertentu. Keterampilan dalam menggambar ini memiliki nilai seni tinggi serta termasuk dalam budaya Indonesia. Pada awalnya, kain ini hanya digunakan oleh bangsawan. Seiring berjalannya waktu, kini dapat dikenakan oleh siapapun.
Sentra batik jawa di Indonesia
Batik jawa merupakan warisan budaya dan lahir serta berkembang di masyarakat. Motif yang dituangkan menggambarkan nilai-nilai pada daerah penghasil. Karenanya, setiap daerah di daerah ini memiliki khasnya sendiri. Berikut ini kami sajikan informasi sentra penghasil jenis kain ini di pulau Jawa:
- Pekalongan. Batik asli Pekalongan memiliki nilai sejarah, yaitu berkaitan dengan pergerakan zaman kolonial Belanda. Daerah ini merupakan salah satu daerah produksi utama dengan desain utara pesisir. Meskipun daerah ini bukan penghasil batik pesisir tertua, teksturnya paling halus.
- Solo. Batik solo terkenal dengan pola dan corak tradisional. Pola paling terkenal di antaranya Sidoluruh serta Sidomukti. Bahan yang dipakai untuk pewarnaan adalah soga jawa.
- Pada awalnya, kain ini hanya diperuntukkan untuk keluarga keraton. Namun, setelah peperangan besar, sebagaian keluarga keraton mengungsi. Kemudian kain ini dikembangkan oleh masyarakat di berbagai pelosok pulai ini.
- Cirebon. Merupakan sentra produksi batik di Jawa Barat (dan merupakan sentra tertua). Motif paling terkenal dari daerah ini adalah Megamendung di mana melambangkan kesuburan.
- Banten. Batik banten memiliki corak yang terinspirasi dari artefak. Warna abu-abu pada setiap motif menjadi ciri khasnya. Motifnya bercerita tentang sejarah dan telah berkembang ke mancanegara.
- Lasem. Merupakan karya hasil pencampuran budaya Jawa serta Cina. Terlihat perpaduan model corak yang merupakan hasil silang budaya. Contohnya, gambar khas fauna Cina dikombinasikan dengan bentuk geometris pedalaman.
- Betawi. Batik betawi memiliki warna cerah. Coraknya menggambarkan nilai budaya masyarakat betawi, seperti Ondel-ondel dan Sungai Ciliwung.
Mengenal corak khas batik jawa
Batik jawa memiliki beragam corak dan motif yang khas. Untuk mempermudah, berikut ini beberapa corak batik berdasar wilayahnya:
Batik Jawa Barat. Terdapat 200 motif dari berbagai daerah. Berikut beberapa diantaranya:
- Indramayu, batik dari Indramayu memiliki nuansa kecoklatan.
- Bogor, bertemakan karakteristik bogor serta senjata daerah.
- Cirebon, terkenal dengan motif Megamendungnya.
- Garut, bernuasansa warna agak pudar serta berupa motif binatang.
Batik Jawa Tengah:
- Semarang, berwarna dasar oranye kemerahan dan mendapat pengaruh dari Cina dan Eropa. Menonjolkan corak faunanya.
- Solo, dominan coklat serta kekuningan.
- Pekalongan, banyak dipengaruhi oleh bangsa lain seperti Arab, Cina, Belanda, Melayu, dan lain-lain.
- Rembang, terkenal dengan motif Lasemnya.
- Tegal, didominasi warna coklat serta biru. Terkenal dengan corak rengrengan besar atau melebar. Mengadaptasi flora dan fauna sekitar.
Yogyakarta.
- Di Yogyakarta, batik tradisional didominasi biru serta hitam,
- serta soga coklat dan putih.
- Karakter coraknya tegas, formal serta sedikit kaku.
Batik Jawa Timur. Berikut beberapa corak diantaranya:
- Madura, warnanya mencolok, seperti kuning, merah, atau hijau. Mengangkat corak flora serta fauna.
- Pacitan, tergolong jenis klasik.
- Sidoarjo, coraknya didominasi flora dan fauna khas Sidoarjo. Sidoarjo juga memiliki ciri khas warna-warna cerah seperti merah, hijau, kuning, serta hitam.
- Tuban merupakan penghasil paling khas di Jawa Timur. Proses pembuatannya dimulai dari kain yang digunakan dipintal langsung dari kapas.
- Banyuwangi, berupa cerminan kekayaan alam yang ada di dalamnya.
- Mojokerto, mengambil corak seputar kehidupan manusia.
- Ponorogo, diilhami dari kesenian roeg yang juga produk budaya daerah setempat.
- Tulungagung, memiliki paduan warna berani.
Beragam motif batik jawa berdasarkan nilai filosofisnya
Selain asal daerahnya, corak batik jawa juga menarik untuk diamati. Corak mengandung nilai filosofis di dalamnya. Berikut beberapa motif serta filosofi yang dikandungnya:
- Truntum, menggunakan pewarna Soga Alam biasanya digunakan untuk pernikahan. Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua dapat menuntun calon pengantin. Daerah asalnya adalah Yogyakarta.
- Tambal, biasa digunakan sebagai kain panjang. Coraknya mengandung unsur parang, ceplok, meru. Ada kepercayaan bila menggunakan kain ini saat sakit sebagai selimut sehingga sakit akan cepat sembuh.
- Pamiluto, biasa digunakan sebagai kain panjang saat pertunangan. Pamilunto berasal dari kata pulut yang berarti perekat.
- Sidoluhur, untuk upacara Mitoni. Filosofinya adalah si pemakai selalu dalam keadaan bahagia.
- Sido Wirasat, biasa digunakan orangtua pengantin. Maknanya adalah orangtua memberi nasihat.
- Wahyu Tumurun, berasal dari daerah Pura Mangkunegaran.
- Cakar Ayam, biasa digunakan orangtua pengantin pada saat siraman. Filosofinya adalah, cakar ayam melambangkan agar keturunannya akan dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri setelah menikah.
- Cuwiri, digunakan sebagai kain penggendong bayi.
- Grageh Waluh, orang pemakainya selalu punya cita-cita tentang sesuatu.
- Grompol, biasa dipakai ibu pengantin wanita saat siraman. Grompol artinya bersatu atau berkumpul. Pemakainya diharapkan akan dapat mengumpulkan segala hal baik seperti kesejahteraan.
- Kasatrian, dipakai pengiring saat upacara pernikahan. Filosofinya, si pemakai akan tampil lebih gagah karena bersifat ksatria.
- Kawung Picis melambangkan harapan agar manusia selalu ingat asal-usulnya.
- Megamendung melambangkan dunia atas atau dunia luas dan bermakna Ketuhanan.
- Bango Tulak, diambil dari nama seekor burung yang memiliki warna hitam dan putih. Warna hitam adalah lambang kekal, sementara putih lambang hidup.
- Gurda, burung garuda yang dianggap suci di Yogyakarta.
- Meru, berasal dari nama gunung sakral, karena merupakan singgasana Tri Murti.
- Parang curigo Ceplok kepet, bermakna kecerdasan, kewibaan, serta ketenangan.
- Parang kusumo mengandung makna bangsawan.
- Kawung, biasa dipakai raja sebagai lambang keperkasaan.
- Sidoluhur,bermakna dua jiwa menjadi satu.
Perbedaan Batik Jawa Klasik dan Kontemporer
Seiring perkembangan jaman, batik juga ikut berkembang. Hal tersebut memunculkan corak baru. Karenanya, coraknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu kontemporer dan klasik. Apa sih perbedaan keduanya?
Motif BatikĀ Jawa Klasik.
Jenis klasik telah dikerjakan secara turun temurun serta diciptakan pada zaman kerajaan. Biasanya, corak ini mengandung filosofi tentang kehidupan manusia. Beberapa corak klasik kental dengan cerita mistis. Salah satunya adalah memiliki energi magis bagi pemakainya. Corak klasik juga simbolik pada setiap gambar. Selain itu, warna yang digunakan cenderung gelap. Karakter jenis klasik bergantung pada ciri khas daerah penghasilnya.
Motif Batik Jawa Kontemporer.
Jenis kontemporer bernuansa modern dan biasanya dibuat menggunakan pewarna buatan. Contoh perwarna buatan yang biasa dipakai adalai Rhemasol. Karenanya, didapatkan warna lebih cerah dari jenis klasik. Jenis kontemporer lebih mengedepankan pewarnaan gradasi. Paduan warna indah dipoleskan hingga tak memiliki batas antar warna. Motif ini memiliki ragam yang luas dan bebas. Gambar yang tertuang biasanya berupa binatang, buah, rangkaian bunga, tumbuhan, atau gambar abstrak. Jenis kontemporer tidak memiliki makna simbolik seperti jenis klasik. Warna yang dipakai juga bebas, tidak sesuai pakem. Selain itu, motif kontemporer tidak terikat dengan ciri khas daerah asalnya.
Pemilihan batik dapat disesuaikan dengan seleramu. Jenis klasik ataupun kontemporer memiliki keunggulannya masing-masing.