Hit enter after type your search item

Mr.Shoelaces, Bisnis Tali Sepatu dengan Omzet Hingga Rp80 Juta Perbulan

/
/

Belum genap 2 tahun berdiri, produk dan performa brand asal Bandung, Mr. Shoelaces sudah mencuri perhatian para pencinta sepatu di Indonesia. Seperti apa cerita di balik pembuatan tali sepatu ala Mr. Shoelaces? Simak obrolan kami dengan Budi Nurcahyo, owner dari , pakarinfo Seller of The Month bulan ini!
Toko virtual Mr.Shoelaces di pakarinfo (Dok. Mr.Shoelaces )
Halo Mas Budi, selamat ya karena telah menjadi pakarinfo Seller of The Month. Ceritakan dong pengalaman selama berjualan di pakarinfo!
Terima kasih! So far kami sudah jalan 2 tahun di pakarinfo. Awalnya kami hanya jual tali kulit aja di pakarinfo. Baru akhir-akhir ini kita sering upload yang tali lilin sama sepatu juga. Dari segi promosi pakarinfo sangat membantu. Selain itu karena pakarinfo memang khusus untuk jual kerajinan tangan jadi lumayan sangat membantu kami di sisi penjualan juga.

Baca juga: 

Apakah Mr. Shoelaces punya strategi khusus dalam memasarkan produknya secara online?
Karena kita jualan online, customer tidak bisa merasakan sendiri barangnya seperti apa.  Otomatis dia cuma lihat dari foto, dari situ kita harus coba tunjukin detailnya dari kerapihan juga.  Untuk itu buat foto yang detail dan atraktif,  jadi customer tertarik dengan tampilan produk kita. Yang kedua, setiap marketplace beda-beda treatment-nya, kalau bisa pasang iklan atau cari strategi lain untuk meningkatkan penjualan.
Sebagai Seller of the Month, ada tips yang bisa dibagi ke seller lain di pakarinfo?
Kalau berjualan di pakarinfo jangan lupa untuk share ke orang-orang lain juga. Sering update produk dan lakukan pengiriman dengan cepat. Sebisa mungkin pengiriman jangan lebih dari 1×24 jam. Karena SOP kami sendiri satu hari bisa sampai beberapa pengiriman pick up. Sampai jam setengah 9 malem kami juga masih kirim. Oya kalau di pakarinfo usahakan foto harus lebih bagus.  Jangan lupa tingkatkan kreatifitas dan jangan pernah menyerah.
Tali Sepatu Kulit (Dok. Mr Shoelaces)
Wah senang rasanya kalau pakarinfo bisa membantu pengrajin lokal. Ngomong-ngomong bagaimana ceritanya membangun brand ini?
berdiri tahun 2015 di Bandung dan diawali dari usaha sepatu. Awal membuat dan kulit ini adalah permintaan khusus konsumen. Dari situ baru muncul ide untuk (secara khusus membuat) tali kulit dan lilinnya. Awalnya baru beberapa warna seperti hitam dan  coklat. Lama kelamaan karena banyak permintaan sampai saat ini sudah ada 132 sku untuk jenis tali lilin dan kulitnya.
Siapa partner Mas Budi membangun brand ini?
Bersama adik saya, karena memang dari usaha sepatu itu kan sama saya adik saya. Nah kalo sekarang adik saya lebih ke sepatunya. Saya lebih ke tali sepatu. Sekarang kita sudah punya tim yang jumlahnya 5 orang.
Kenapa tertarik memilih industri sepatu?
Soalnya kalau tali sepatu saya lihat masih sedikit pesaingnya. Bisa dibilang kami sebagai pelopor tali sepatu lilin dan kulit terlengkap di Indonesia. Ada kompetitor yang juga jual tali sepatu, tapi untuk variasi warna masih kurang lengkap. Sedangkan produk yang kami jual sangat lengkap pilihannya mulai dari warna, ukuran, dan jenisnya. Kami ada tali kulit, tali lilin. Tali lilin sendiri ada yang bulat, oval, yang flat. Macam macam jenisnya.
Oh begitu, berarti sekarang brand ini dijalankan secara bersamaan dengan brand sepatu yang sebelumnya?
Iya, tapi kalau sepatu kita bikin brand baru namanya MR. Footwear
Ada arti di balik brand Mr. Shoelaces dan Mr. Footwear?
Sebenernya MR itu dari nama CV kita sih yang artinya mitra. Nama CV kami kan namanya CV mitra bersaudara karena kebetulan kami semua saudaraan sih saya, adik saya, sepupu kami berlima sepupuan.
Berapa sih modal awal saat membangun
Modal awal untuk merintis kurang dari Rp10 juta. Itu untuk produksi tali, packing, promosi, dan lain-lain.
Setelah hampir dua tahun ini berjalan, berapa omzet Mr.Shoelaces saat ini?
Untuk tali sepatu bisa Rp60-80 juta per bulan kalau untuk sepatu sendiri masih belum begitu banyak. Mungkin sekitar Rp20 hingga Rp35 juta per bulan.  Karena kan kami jual juga lewat reseller dan itu membantu sekitar 30% dalam meningkatkan penjualan.
Apa sih bagian paling menyenangkan dalam membangun brand ?
Jujur saya sebelumnya kerja di asuransi di asuransi swasta selama 5 tahun. Kemudian saya memutuskan untuk berwirausaha di tahun 2016  di bidang sepatu dan tali sepatu. Kalau sebagai wirausaha, banyak sekali pengalaman baru yang saya dapat. Sangat berbeda dengan ketika saya bekerja swasta dan mendapat gaji setiap bulan.  Kalo wirausaha saya harus berjuang sendiri dan semua ditentukan oleh diri sendiri.
Proses pembuatan tali sepatu (Dok. Mr.Shoelaces)
Wah menarik sekali, ngomong-ngomong berapa sepatu dan tali sepatu yang dihasilkan tiap bulannya?
Kalau untuk sekitar 3000-4000 pasang per bulan.  Sedangkan sepatu tidak terlalu banyak sekitar 30 sampai 40 pasang per bulan.  Karena brand sepatu ini kita baru mulali di bulan Desember, jadi masih baru.
Kalau boleh tahu dari mana biasanya Mas Budi mendapatkan bahan baku tali sepatu ini?
Bahan bakunya sendiri ada yang import dari China seperti untuk tali sepatu lilin dan ada beberapa juga yang dari pabrik di sini. Nah, kalau untuk yang kulit Biasanya kita beli kulit yang panjang lalu kita potong manual untuk talinya.

Dari sisi daya tahan lebih kuat yang mana atau yang ?
Dua-duanya sama-sama kuat dan tahan lama karena dari pemilihan bahannya sendiri seperti yang kulit, kami pilih kulit yang tebal. Selain itu kami juga bagian QC (quality control) untuk mengecek tali sepatu ini kuat atau nggak sebelum kami kirim ke konsumen.
Ohya, apakah saat ini Mr.Shoelaces sudah memiliki offline store?
Saat ini kami sedang mencoba sistem konsinyasi di Jakarta kita ada 2 (toko) dan di Surabaya ada satu.  Rencananya di tahun 2017 ini mau coba masukin barang ke Yogyakarta, Semarang, Bali, dan ingin menambah yang di Jakarta lagi.
Ada rencana atau harapan khusus yang ingin dicapai lima tahun ke depan?
Kami ingin membuat store offline di Bandung. Semoga dalam dua tahun ini bisa segera terealisasi.

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar