Mudik Melelahkan? Hindari Kebiasaan Buruk Mengendarai Mobil Manual Ini
Mudik menggunakan mobil bertransmisi manual dan terasa melelahkan? Nah, bisa jadi Sobat Info selama ini menerapkan kebiasaan-kebiasaan buruk saat mengendarai mobil manual.
Dilansir dari situs Auto2000, meski secara tren mobil bertransmisi otomatis kini populer, tapi masih banyak yang memilih mengendarai mobil manual. Hal ini terutama terkait dengan berkendara jarak jauh, seperti mudik ke kampung halaman.
Seperti diketahui, mengendarai mobil manual memiliki sensasi yang berbeda dengan otomatis. Kamu bakal selalu aktif melakukan perpindahan gigi dan menekan pedal kopling, karena kecepatan mobil benar-benar dikendalikan oleh pengendara.
Namun, ketika dihadapkan dengan situasi jalanan yang diprediksi akan padat saat mudik dan balik Lebaran, tentunya mengendarai mobil manual juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itu penting memperhatikan kembali mengenai kebiasaan dan hal-hal buruk yang membuat kampas kopling mudah aus saat berkendara. Karena bila sampai kejadian saat perjalanan, selain merugikan tentunya juga akan membuat kamu kesulitan.
“Dari kasus yang sudah-sudah, ketika mudik memang cukup banyak pengguna mobil manual yang mengalami masalah karena kampas kopling bermasalah. Kondisi ini rata-rata bukan hanya dikarenakan masalah mobil yang tidak fit, tapi juga akibat pola berkendara yang kurang halus,” jelas Kepala Cabang Auto2000 Cilandak Suparna.
Baca juga: Mudik Bermasalah? Ini 7 Tips Agar Klaim Asuransi Mobil Diterima
Penyebab Kampas Kopling Aus
Menurut Suparna, ada beberapa kebiasaan buruk pengendara mobil manual yang menyebabkan kampas kopling mudah mengalami keausan saat perjalanan.
Pertama, karena kebanyakan pemilik mobil tidak menekan pedal kopling secara benar saat melakukan perpindahan gigi, atau bahkan cenderung kasar saat melepas dan menekan.
Tanpa disadari, kondisi ini akan membuat sentuhan pelat atau piringan koling terhadap roda gila (flywheel) akan lebih keras. Secara terus-menerus, bisa membuat keausan pada sistem kopling terutama pada bagian torsion damper di bagian pelat kopling.
Faktor kedua, adalah kebiasaan menahan setengah kopling saat di tanjakan. Kondisi ini juga diklaim membuat proses keausan pada kampas kopling cepat terjadi.
Parahnya, hal ini bisa membuat engine mounting atau karet-karet penahan mesin ikut rusak sehingga getaran mesin akan sangat terasa. Tidak murah biaya perbaikannya bila masalahnya merambat ke sini.
“Kalau engine mounting sudah kena, otomatis getaran mesin akan sangat terasa. Efeknya membuat kenyamanan kabin juga akan berkurang karena getaran tersebut,” kata Suparna.
Faktor terakhir yang tak kalah penting, lanjut Suparna, adalah kebiasaan meletakan kaki di pedal kopling saat mobil berjalan. Menurutnya, tanpa disadari hal itu bisa mempercepat keausan pada release bearing dan pelat piringan kopling.