Our Zuri: Aksesoris Handmade Indonesia Tak Kalah dengan Buatan Impor!
Sempat berjualan aksesoris impor dari Korea, Sally akhirnya memutuskan untuk membuat sendiri aksesoris dengan desain yang mengangkat tema Indonesia.
Serbuan berbagai produk dari luar negeri memang kerap dianggap ancaman bagi para pengrajin lokal. Dengan harga yang lebih murah sehingga bisa mendapatkan keuntungannya yang lebih, kadang membuat pengrajin lokal sulit untuk bersaing. Hal inilah yang juga dirasakan oleh Sally Miranti Hutagalung. Wanita kelahiran Pangkalan Brandan, 19 Januari 1987 ini mengaku pernah menjual beragam aksesoris dan pernak-pernik impor, namun sayang, kualitas produk jualannya kerap dikomplain pelanggan. “Kadang pada komplain barangnya rusak dan banyak juga yang nyamain modelnya, jadi kaya aksesoris yang semua orang bisa punya,” ujar Sally. ‘Gerah’ dengan komentar para pelanggan, Sally pun akhirnya memutuskan untuk membuat sendiri produknya. Dengan begitu, ia berharap bisa mengontrol kualitas dan membuat produknya secara terbatas.
Dengan label Sally merilis koleksi aksesoris dengan sentuhan etnik bagi para wanita Indonesia. Meski baru satu tahun berdiri, brandnya semakin dikenal dan bahkan terpilih menjadi Seller of The Month di pakarinfo bulan ini. Mari simak ceritanya!
Halo Mbak Sally, sebelumnya selamat ya karena sudah menjadi Seller of The Month! Kalau boleh berbagi, adakah impact yang didapat dari berjualan di Pakarinfo.com?
Terima kasih! Yang jelas, orang lebih kenal Our Zuri karena kan pakarinfo khusus handmade. Jadi lebih tepat sasaran penjualannya.
Sebagai Seller of The Month, boleh dong berbagai tips jualan di pakarinfo dengan teman-teman yang lain.
Foto harus jelas harus nunjukin item-nya seperti apa. Terus saya sebetulnya belajar juga dari pakarinfo, untuk penggabungan foto sebaiknya tidak dilakukan supaya lebih cepat lolos kurasi. Materi bahan harus jelas, jadi sesuai dengan ekspektasi pembeli.
Apa yg membedakan jualan sendiri secara individual melalui dengan jualan di pakarinfo?
Kalau di sosmed yang melihat terbatas. Kalau di pakarinfo kan khusus handmade, jadi orang yang datang memang mau cari barang handmade, sehingga lebih tepat sasaran.
Nah, sekarang boleh diceritakan tentang dari segi desainnya.
Aku pribadi suka dengan yang etnik sebenernya. Aku suka batik dan tenun. Lalu etnik itu lagi happening banget nih. Jadi aku pikir kenapa aku nggak coba yang etnik. Akhirnya aku liat beberapa aksesoris dan pengin aku matching-in ke batik karena aku juga tiap hari pake batik, entah outer entah celana. Aku pengin bikin aksesoris yang etnik, tapi kesannya nggak terlalu seperti orang mau kondangan.
Dari mana biasanya mendapatkan inspirasi untuk membuat aksesoris?
Kalau inspirasi sih biasanya lagi jalan, terus liat orang pakai ‘kok lucu’ ya. Kada aku juga googling atau lihat-lihat di Instagram.
Dalam sebulan, berapa rata-rata produk yang dihasilkan?
Banyak banget, sehari bisa 3-5 minimal. Tapi itu juga tergantung, bisa juga sampai 3 hari nggak produksi sama sekali kalau lagi ada urusan keluarga atau keluar kota.
Produk Our Zuri rata-rata kalung, ada alasan di balik itu?
Karena itu yang paling banyak dipakai orang dan ukurannya universal. Kalau gelang kaki nggak semua orang suka pakai. Kalau cincin, kan tangan orang berkeringat dan bahannya bukan emas takutnya alergi. Cincin juga ukurannya beda beda jadi agak ribet kalay saya harus bikin ukuran yang semua orang bisa pakai.
Ada tips strategi pemasaran yang dilakukan supaya produk makin dikenal?
Aku ikut komunitas pecinta barang lokal, kaya komunitas tas kulit. Jadi kebanyakan mereka suka batik suka barang etnik jadi aku coba masukin ke mereka. Kadang kadang juga kalo di instagram berdasarkan hashtag juga bisa lebih spesifik. Dan kalau komunitas, bahkan kita jadi bisa berteman karena isinya ada belasan ribu orang. Kebetulan saya kan juga suka tas kulit. Dari masuk komunitas lewat Facebook, kita berteman terus mereka lihat timeline saya, dia liat saya bikin kalung, bikin aksesoris yang saya buat. Akhirnya mereka beli dan jadi pelanggan.
Ngomong-ngomong, Mbak Sally belajar membuat aksesoris dari mana?
Nggak ada, saya otodidak aja. Kadang saya lihat di Instagram, kadang saya Googling sendiri dengan model-modelnya. Jadi memang otodidak sendiri.
Kalau boleh tahu, sebelumnya apa profesi Mbak Sally?
Dulu aku sekretaris di perusahaan swasta. Sekitar 8 tahun yang lalu, jadi aku berhenti sejak menikah. Pernah juga coba asuransi, tapi berhenti karena memang bukan passion aku. Kebetulan dari dulu tuh aku sukanya aksesoris suka desain baju. Jadi memang passion-nya di fashion.
Lalu, siapa saja yang terlibat mengurus ?
Semua aku. Mulai dari pilih bahan sampai jual, semua saya yang lakukan.
Wah, hebat sekali. Lalu bagaimana cara bagi waktu jadi ibu rumah tangga dan jadi crafter juga?
Kalau bikin aksesoris, waktunya bisa saya sesuaikan. Yang penting (suami) sudah pergi kerja, dan (anak) sudah pergi sekolah, baru saya bikin. Paling ribetnya karena saya punya anak kecil, kadang suka gangguin. Paling kalau gitu saya siapin yang buat dia, jadi dia ga ngerecokin yang punya saya. Jadi kita bikin sama-sama. Lumayan bikin anak jadi kreatif dan ga ngeribetin saya. Hehehe. Sebisa mungkin kalau saya punya waktu saya kebut, karena nggak terus-terusan saya bisa punya waktu luang.
Adakah cita-cita Our Zuri yang belun tercapai?
Aku mau jual export. Sebenarnya sudah mulai lihat-lihat seperti pengurusan ke Paypal. Dan saya masih mau cari ekspedisi yang murah, jadi yang di luar negeri bisa beli karena barangnya nggak terlalu mahal dan bisa dapet biaya kirim yang juga nggak mahal.