Review Alat Musik Lampung – Detail, Lengkap + Gambar
Ulasan lengkap tentang alat musik lampung. Lampung merupakan provinsi di Indonesia yang letaknya di wilayah paling selatan Pulau Sumatra. Seperti daerah lain di pelosok nusantara, Lampung pun memiliki beragam jenis warisan budaya yang menjadi ciri khasnya. Salah satunya yakni alat musik tradisional. Penasaran? Mari pelajari bersama.
1. Kompang atau Khaddap
Kompang termasuk dalam kategori keluarga Gendang. Membran Kompang biasanya terbuat dari kulit kambing. Kompang atau Khaddap ini diperkirakan berasal dari Arab atau wilayah Parsi, di mana Khaddap dipakai untuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW pada masa itu.
Kompang memiliki berbagai macam ukuran. Ada yang diameternya berukuran sepanjang 22,5 cm, 25 cm, 27,5 cm hingga mencapai 35 cm. Kompang dimainkan secara beregu dan dalam posisi duduk, berdiri, atau sembari berjalan.
Kompang dimainkan menggunakan kedua belah tangan. Satu tangan untuk memegang instrumen, sedangkan tangan lainnya untuk memukul Kompang. Terdapat tiga rentak dalam permainan kompang, yaitu:
- Rentak kencet: rentak yang berada di tengah-tengah pukulan, permainan seolah-olah terhenti seketika
- Rentak biasa: jenis rentak yang paling sering dimainkan
- Rentak sepulih: rentak ini dimainkan untuk kembali ke rentak lagu pertama
2. Terbangan atau Kerenceng
Terbangan atau Kerenceng merupakan alat musik Lampung berbahan dasar kayu dan kulit kambing. Instrumen ini dilengkapi untaian rotan, di mana rotan tersebut digunakan untuk mengencangkan kulit kambing supaya suaranya lebih nyaring.
Kerenceng umumnya digunakan sebagai pengiring vokal, baik dalam acara ngarak maupun ngiring (buharak). Dimainkan dalam bentuk tabuh lama (butabuh) serta diiringi lagu-lagu dalam tabuh baru (diperbaru).
3. Cetik (Kulintang Pekhing)
Cetik atau kerap disebut Kulintang Pekhing yakni instrumen berbahan dasar betung atau bambu besar. Usia bambu terbaik untuk membuat Kulintang Pekhing yakni sekitar enam tahun atau sudah mati (kering). Ruas bambu tersebut dibelah dengan ukuran 5 x 30 cm. Untuk bagian dudukannya (rancak) diberi lubang besar selebar 7 hingga 10 cm serta panjang sekitar 45 cm.
4. Akordion atau Harmonium
Alat musik Lampung satu ini berbahan dasar logam. Harmonium umumnya dibuat menggunakan bahan kayu, kulit, kawat, serta beludru. Instrumen menyerupai orgel kecil atau orgel kamar ini cara memainkannya yaitu dengan menekan tombol pembuka lidah-lidah yang kemudian bergetar terkena angin yang dipompa. Harmonium merupakan bagian dari orkes Gambus, biasanya dimainkan bersama biola dan rebab.
5. Membling
Membling merupakan alat musik Lampung berbahan dasar kayu. Membling termasuk instrumen petik berjenis lut serta memiliki dua dawai. Bentuknya menyerupai hasapi atau kulcapi Batak. Bagian ujung Membling dihiasi replika manusia memakai kopiah (peci) dalam posisi jongkok. Membling umumnya dimainkan secara solo.
6. Gendang
Gendang terbuat dari kayu dan kulit hewan. Kulit kambing atau kerbau adalah dua jenis kulit hewan yang sering dipakai untuk membuat Gendang. Gendang berkepala ganda berbentuk konikal. Instrumen ini umumnya dimainkan bersama Kulintang serta dua gong sebagai pengiring pencak silat. Gendang juga berfungsi sebagai pimpinan irama dalam perangkat musik Kulintang.
7. Gambus Anak Buha atau Gambus Lunik
Penyebaran Gambus sering dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di Nusantara. Dalam perkembangannya, penggunaan Gambus mulai diadaptasi sesuai kultur dan bahasa daerah setempat. Misal Gambus dengan syair bahasa Melayu.
Kesenian ini bahkan dilengkapi juga dengan instrumen khas tanah Melayu. Di Lampung, Gambus dikenal dengan sebutan Anak Buha atau Gambus Lunik. Gambus Lunik merupakan jenis instrumen kordofon di mana cara memainkannya dengan dipetik dawainya.
8. Gamolan
Alat musik Lampung ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-4 masehi. Akan tetapi, dahulu belum banyak masyarakat provinsi ini yang tahu mengenai instrumen tradisional Gamolan tersebut. Seorang peneliti asal Australia tertarik untuk mempelajari Gamolan. Menurut peneliti tersebut, Gamolan telah ada lebih dulu sebelum Gamelan, yang berarti bahwa usia Gamolan jauh lebih tua. Hal tersebut dibuktkan dengan penemuan gambar Gamolan dalam relief candi Borobudur.
Gamolan hampir serupa dengan Gamelan Jawa. Bedanya, Gamolan terdiri atas susunan bambu, kemudian diikat menggunakan tali senar. Uniknya, tali senar ini dibuat menggunakan rancangan khusus. Gamolan juga kerap disebut Gamolan Pekhing, beberapa daerah lain mengenalnya dengan sebutan Gamolan Cetik. Cara memainkannya yakni dengan dipukul atau ditabuh seperti Gamelan Jawa. Umumnya, Gamolan sering dimainkan untuk mengiringi pelaksanaan acara adat tertentu di Provinsi Lampung.
Jenis Gamolan modern memiliki perbedaan dibanding jenis kuno. Gamolan kuno terdiri atas delapan bilah bambu tersusun sejajar di atas sebongkah bambu bulat di mana besarnya seukuran lengan manusia dewasa. Delapan bilah bambu tersebut masing-masing mewakili delapan tangga nada, yakni do, re, mi, fa, sol, la, si, do (tinggi). Sementara itu, jenis Gamolan modern hanya memiliki tujuh bilah bambu untuk mewakili tujuh tangga nada. Fa adalah nada yang hilang dalam tangga nada Gamolan modern.
9. Sekhdap dan Bekhdah
Alat musik Lampung satu ini hampir mirip seperti Kerenceng atau Terbangan. Perbedaannya terdapat pada ukurannya yang lebih besar, bahkan ada yang berukuran mencapai diameter 100 cm. Cara memainkan kedua instrumen ini pun hampir sama.
10. Serdam
Serdam merupakan salah satu alat musik Lampung di mana cara memainkannya yakni ditiup layaknya Suling. Serdam berbahan dasar bambu tipis dengan empat lubang, tiga lubang berada di atas, sedangkan satu lainnya di bawah. Dudukan tiupnya berada di ujung, memungkinkan proses persilangan udara pada kulit bambu.
11. Bende
Bende berbentuk seperti gong kecil. Cara memainkannya yakni ditabuh menggunakan pemukul kayu. dahulu, Bende digunakan sebagai media komunikasi (mengumpulkan warga), namun sekarang alat musik Lampung ini lebih sering dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional. Nama lain Bende yakni Canang.