Review Alat Musik Papua! Unik dan Langka + Gambar!
Taukah Kamu kalau ternyata alat musik papua itu sangat beragam dan unik? Jika belum tau, yuk kenali semuanya disini. Papua merupakan provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia dengan beragam keunikan budaya, salah satunya Honai.
1. Atowo
Atowo adalah alat musik Papua yang dimainkan menggunakan dua tangan, tangan kiri memegang badan Atowo sementara tangan kanan menabuhnya dengan cara dipukul supaya menciptakan irama yang begitu indah. Atowo juga kerap dimainkan untuk mengiringi upacara adat atau tarian tradisional.
2. Pikon
Pikon merupakan alat musik khas bumi Cenderawasih berbahan bambu. Umumnya dimainkan oleh kaum pria, khususnya suku Dani.
Meskipun tergolong sebagai alat musik, namun suaranya cenderung bernada sumbang (mirip kicauan burung). Seiring perkembangan zaman, saat ini Pikon mulai bisa didengar sebagai nada do, mi, dan sol.
3. Yi
Yi adalah alat musik Papua menyerupai suling khas Sunda, dibuat menggunakan bambu dan kayu. Dulunya Yi digunakan masyarakat setempat untuk memanggil penduduk atau pengiring tari-tarian lokal. Umumnya berwarna coklat kayu dan bentuk fisiknya agak gempal.
4. Tifa
Tifa merupakan alat musik Papua yang paling terkenal. Instrumen ini berbentuk menyerupai gendang, dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik Papua ini umumnya berbahan dasar kayu Lenggua yang terkenal sebagai jenis kayu yang kuat.
Kayu Lenggua dipotong kemudian dibentuk menyerupai tabung/pipa (dikosongkan bagian tengahnya). Mengenai panjangnya, setiap daerah berbeda-beda. Salah satu sisi ujung kayu dipasangi kulit hewan kering (umumnya rusa). Semakin kering kulitnya, semakin nyaring suara yang dihasilkan. Setelah kulit terpasang, kemudian ditempelkan biji damar supaya suaranya kian merdu.
5. Triton
Instrumen ini berasal dari teluk Triton, terbuat dari cangkang kerang besar yang bisa temukan hampir di seluruh pesisir pantai Papua. Sebut saja Biak, Waropen, Nabire, Yapen, Wondama, hingga Raja Amat. Dahulu kala, Triton sering dimanfaatkan sebagai media berkomunikasi atau memanggil bantuan.
6. Fuu
Fuu berbahan dasar kayu dan bambu. Dulunya Fuu sering dipakai sebagai media memanggil penduduk suku tertentu atau mengiringi tari-tarian tradisional suku Asmat. Karena bentuknya yang gempal dan berlubang pada ujungnya, bisa dikatakan Fuu merupakan perpaduan antara bentuk suling dan tabung.
7. Kecapi mulut
Kecapi mulut terbuat dari bambu wuluh. Kecapi mulut dimainkan dengan cara dijepit di antara bibir, kemudian ditiup sambil menarik talinya. Kecapi mulut diciptakan oleh etnis Dani yang tersebar di sekitar lembah Baliem, Papua.
8. Butshake
Butshake berbahan dasar bambu serta buah kenari. Instrumen ini banyak ditemukan di wilayah Muyu, Kabupaten Merauke. Bunyi butshake tercipta melalui hasil gesekan antarkenari, mirip seperti marakas.
9. Krombi
Krombi/Kerombi berbahan dasar bambu. Biasa digunakan oleh suku Tehit untuk mengiringi tarian tradisionalnya. Krombi bisa ditemukan di daerah kampung Seremuk, Sorong Selatan, Provinsi Papua.
10. Paar dan Kee
Paar dan Kee yakni sepasang alat musik Papua tepatnya di kawasan pemukiman suku Waris di Kabupaten Keerom. Paar terbuat dari labu sedangkan Kee berbahan tulang burung Kasuari.
Selain berfungsi sebagai penutup aurat pria, keduanya juga bisa dipakai sebagai alat musik di beberapa pesta adat. Para penari mengenakannya kemudian melompat-lompat sehingga keduanya bersentuhan menciptakan bunyi.
11. Eme
Eme merupakan alat musik Papua yang banyak berkembang di kalangan penduduk Kamoro. Eme memiliki bentuk yang terbilang unik, terdapat semacam pahatan unik di badan instrumennya.
Untuk mengeluarkan dan mengatur suara berbeda, biasanya kulit terluar Eme akan diolesi getah damar, di mana semakin banyak getah damar yang dioleskan, maka akan semakin rendah bunyi yang dihasilkan oleh Eme.
12. Guoto
Guoto merupakan alat musik Papua tepatnya berasal dari wilayah Papua Barat. Guoto termasuk dalam kategori instrumen petik di mana cara memainkannya yakni dengan memetik dawainya. Guoto kerap dimainkan dalam prosesi upacara adat yang diselenggarakan oleh kepala suku setempat.
13. Sekakas
Secara fisik, Sekakas mirip dengan Triton, yakni terbuat dari cangkang kerang. Perbedaannya terdapat pada fungsinya di mana Sekakas umumnya digunakan untuk menarik perhatian ikan hiu. Sekakas dapat menghasilkan bunyi gemeretakan ketika dipegang setengah di bawah permukaan laut dan setengahnya lagi di atas permukaan laut.
14. Tifa bass
Dibandingkan jenis lainnya, Tifa Bass merupakan jenis yang memiliki suara/nada paling rendah (nada bass). Tifa bass umumnya digunakan sebagai pengiring tarian. Fungsi utama Tifa Bass yakni untuk membuat irama pengiring tari-tarian lokal menjadi lebih bervariasi.
15. Tifa dasar
Tifa dasar merupakan alat musik Papua yang masih satu keluarga dari Tifa. Instrumen pukul ini mampu mengeluarkan alunan suara ritmis dengan tinggi nada di bawah suara Tifa biasa namun lebih tinggi dari Tifa Bass. Beragam jenis Tifa ini umumnya akan dimainkan bersamaan dalam sebuah pertunjukkan.
16. Amyen
Amyen termasuk kategori instrumen tiup berbentuk menyerupai terompet. Amyen umumnya dibuat menggunakan batang kayu. Amyen banyak berkembang di kalangan suku Web di kabupaten Keerom. Amyen umumnya digunakan sebagai instrumen pengiring dalam tari-tarian tradisional.
17. Falun
Sekilas, Falun memiliki bentuk seperti suling. Namun terdapat perbedaan fundamental antara Falun dengan suling, di mana cara memainkan Falun yakni dengan memukul sisi bacan Falun. Falun dapat diklasifikasikan sebagai instrumen pukul bernada ritmis. Fungsi utamanya yaitu untuk mengirim sinyal pertanda adanya bahaya, untuk mengumpulkan penduduk desa, atau untuk mengiringi tari-tarian lokal.
18. Honai
Honai adalah rumah adat khas suku Dani. Honai terdiri atas dua lantai, lantai pertama sebagai tempat tidur, lantai kedua untuk bersantai, makan hingga mengerjakan kerajinan tangan. Honai tak memiliki jendela, pintunya sangat kecil dengan atap terbuat dari ilalang. Honai terbentuk mirip jamur dengan tinggi sekitar 4 m. Umumnya luas Honai sekitar 12-16 m. Selain Honai, apalagi?