Hit enter after type your search item

Review Baju Adat Kalimantan Timur – Yuk Kenali Ada Apa Aja!

/
/

Ingin tahu Baju Adat Kalimantan Timur seperti apa? Ternyata gk cuman satu lho, ada beragam modelnya. Desainnya pun unik unik. Yuk simak disini ulasan lengkapnya seperti apa aja.
Kalimantan Timur (KalTim) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dalam hal budaya dan adat-istiadatnya. Kultur di wilayah ini terbilang cukup beragam. Hal ini dikarenakan banyaknya suku yang mendiaminya. Sebut saja Kutai, Dayak, dan Banjar yang terkenal sebagai etnis dominan di provinsi yang beribukota di Samarinda tersebut.
Karena keberagaman suku yang mendiami Kaltim, sehingga menyebabkan provinsi ini tak hanya memiliki satu pakaian adat saja. Pakaian adat Kalimantan Timur antara lain Kustin, Sapei Sapaq, Dayak Ngaju, Bulan Kurung, Bulang Burai King, dan Takwo, berikut penjelasannya.

Sapai Sapaq

Dayak Kenyah merupakan subetnis suku Dayak mayoritas yang mendiami provinsi Kalimantan Timur. Dayak Kenyah pun memiliki pakaian adat yang cukup terkenal. Pakaian adat Kalimantan Timur khas Dayak Kenyah disebut busana Ta’a dan Sapai Sapaq.
Ta’a terdiri dari atasan (sapei inoq), ta’a (rok sebatas lutut), da’a (ikat kepala terbuat dari kain/daun pandan berhiaskan bulu burung), dan gelang dari pintalan benang. Baik bawahan, atasan, hingga penutup kepala, semuanya dihiasi uleng, yakni semacam pernik bermotif khusus. Motifnya antara lain harimau atau burung enggang untuk kalangan bangsawan, dan motif tumbuhan untuk rakyat biasa.
Sapei sapaq merupakan baju adat Kalimantan Timur yang diperuntukkan bagi kaum pria Dayak. Pakaian ini tak mempunyai perbedaan mencolok dengan ta’a. Perbedaannya terdapat pada bawahan berupa celana pendek (disebut Abeq kaboq). Umumnya ditambah mandau dan perisai sebagai media perlindungan diri.

Busana tradisional Dayak Ngaju

Dayak Ngaju merupakan subetnis yang bisa dikatakan kaum minoritas di Provinsi Kalimantan Timur. Etnis Dayak Ngaju umumnya lebih banyak ditemukan mendiami provinsi Kalimantan Tengah. Kaum prianya memiliki pakaian tradisional berupa kain penutup bagian bawah dengan panjang sebatas lutut, ikat kepala berhias bulu enggang, rompi, kalung manik-manik, ikat pinggang, perisai kayu, dan mandau sebagai aksesori tambahan.
Sementara itu, kaum wanita subetnis Dayak Ngaju memiliki baju adat berupa rok pendek, rompi, ikat pinggang, kalung manik-manik, ikat kepala berhias bulu burung enggang, serta gelang tangan. Secara umum, pembuatan pakaian tradisional subetnis Dayak Ngaju menggunakan bahan-bahan alami seperti serat alam, kayu nyamun, atau kulit siren. Berbagai bahan tersebut kemudian dibentuk sedemikian rupa kemudian dihias menggunakan warna dan corak khas.

Kustin

Kustin merupakan baju adat Kalimantan Timur yang biasa dikenakan oleh masyarakat suku Kutai. Kustin umumnya dikenakan oleh kalangan masyarakat menengah ke atas sebagai busana formal dalam upacara pernikahan zaman dulu. Nama “Kustin” sendiri berasal dari bahasa Kutai yang memiliki makna busana.
Baju adat Kustin umumnya terbuat dari bahan dasar beludru warna hitam. Kstin memiliki lengan baju panjang, kerahnya tinggi di mana bagian kerah dan dadanya dihias menggunakan pasmen. Bagi kaum pria Kutai, busana tradisional Kustin biasanya akan dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam, dipasangi dodot rambu bundar berhiaskan simbol Wapen.
Sementara itu, kaum wanita Kutai umumnya mengenakan busana adat Kustin dengan tambahan aksesori berupa kelibun kuing berbahan dasar kain sutra. Selain itu, para wanita Kutai juga akan menghias rambut mereka menggunakan hiasan menyerupai aksesori sanggul atau konde tradisional Jawa.

Bulang Kuurung

Etnis Dayak selalu mengenakan busana ini secara khusus dalam berbagai upacara dan ritual tradisional. Umumnya busana seperti ini dikenakan oleh para dukun. Bulang kuurung terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Bulang kuurung tanpa lengan
  • Dokot tangan, yakni jenis Bulang kuurung dengan lengan pendek
  • Lengke, yakni jenis Bulang kuurung dengan lengan panjang

Takwo

Takwo merupakan pakaian adat Kalimantan Timur tepatnya berasal dari etnis Kutai. Dahulu, busana takwo merupakan pakaian kaum bangsawan atau kostum para penari ketika mengikuti ritual tradisional. Namun, saat ini masyarakat Kutai kerap mengenakan takwo sebagai busana pengantin.
Bentuk takwo menyerupai jas tutup berleher tinggi. Di bagian depannya terdapat sepotong kain disebut jelapah, fungsinya untuk menutup bagian tengah dada dari bagian bawah leher hingga pinggul. Sisi kiri dan kanan jelapah terdapat lima pasang kancing, sementara bagian lehernya dipasang dua biji kancing.
Takwo umumnya berbahan dasar kain katun, linen, atau beludru. Dipadukan dengan kain panjang bermotif parang rusak di mana pada bagian sisinya diberi ornamen berupa rumbai-rumbai berwarna keemasan. Kain panjang tersebut dikenakan hingga menutupi mata kaki dan dililitkan sedemikian rupa sehingga sisi kain berumbainya berlipat-lipat pada bagian depan.
Takwo untuk kaum pria biasanya dipadukan dengan celana panjang. Kain panjang bermotif sama dengan takwo versi wanita difungsikan sebagai dodot. Peci atau kopiah berbentuk bundar dengan tinggi sekitar 15 cm berbahan beludru hitam digunakan sebagai penutup kepala. Baju adat Kalimantan Timur ini kerap dipakai oleh bangsawan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ketika mengahdiri upacara pernikahan.
Baju Takwo memiliki ciri khas tersendiri. Kaum wanita memakai desain kebaya ditambah lidah di bagian depan, batik parangan, serta kembang goyang di atas sanggul. Sanggul tersebut dililiti bunga melati. Aksesori tambahan berupa kalung panjang dengan sebuah bros di dadanya juga tak ketinggalan. Sementara kaum pria memakai desain pakaian lengan panjang, celana sebatas lutut, ditambah kaus kaki pajang, dan pusaka gada.

Bulang Burai King

Hampir semua subetnis Dayak pasti memiliki baju adat Kalimantan Timur bernama Bulang burai king. Banyak ritual tradisional yang mewajibkanmasyarakat setempat untuk mengenakan busana ini.
Keistimewaan Bulang burai king ini terdapat pada banyaknya manik-manik yang dipasang sebagai hiasan. Selain itu, di kepala dan ujung tangan orang yang mengenakan bulang burai king ini juga dipakaikan sejenis aksesori terbuat dari bulu burung enggang yang indah karena ditata dengan berjuntai-juntai.

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar