Hit enter after type your search item

Review Lengkap! Alat Musik – Alat Musik Sulawesi Utara! Pakarinfo.com

/
/

Sudah tau Alat Musik Sulawesi Utara ada apa aja? Mari simak uraiannya berikut ini!
Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi. Ibu kota dari provinsi ini adalah kota Manado. Mayoritas penduduk Sulawesi Utara terdiri dari Suku Minahasa, Suku Bolaang Mongondow, Suku Sangihe, Suku Talaud, dan Suku Siau.
Setiap suku, mempunyai adat serta kebiasaan tersendiri. Hingga menjadikan provinsi Sulawesi Utara sangat kaya akan keragaman budayanya. Tak terkecuali alat musik tradisionalnya seperti berikut :

Kolintang

Kolintang adalah alat musik sulawesi utara yang terbuat dari kayu dengan bobot ringan. Alat musik ini berkembang di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.
Kolitang dimainkan dengan cara memukul bilah kayu yang tersusun sejajar di atas wadah serupa bentuk perahu. Untuk memukul bilah-bilah kayu tersebut, biasanya pemain kolintang menggunakan sebuah tongkat pemukul berbahan kayu pula.

Momongan

Momongan banyak berkembang di wilayah Minahasa. Cara memainkan Momongan dengan cara dipukul menggunakan kayu atau tongkat khusus. Pada umumnya, Momongan dibuat dari campuran logam perunggu.
Momongan memiliki bentuk serupa gong (mirip sebuah mangkuk dengan tonjolan) namun ukurannya lebih kecil. Momongan seringkali dimainkan dalam acara acara hiburan rakyat atau sebagai pengiring seni tradisional Minahasa.

Salude

Salude masuk kedalam alat musik sulawesi utara kategori idokardofon. Instrumen ini dimainkan dengan dipetik menggunakan pelepah pisang yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Badan Salude dibuat dari satu ruas bambu serta dua buah dawai yang dapat mengeluarkan nada. Dawai tersebut biasanya dibuat menggunakan kulit ari bambu.
Meski kelihatannya simpel, tidak sembarang orang bisa memainkan Salude dengan mudah. Hal ini dikarenakan keterbatasan nada hasil keluaran Salude memang tidak terlalu luas.

Tetengkoren

Tetengkoren merupakan alat musik bambu yang kerap dimainkan para petani Minahasa, Sulawesi Utara. Instrumen ini biasa dimainkan sebagai pengusir hama burung saat disawah atau sekedar untuk menghibur hati.
Bentuk Tetengkoren sama seperti kentongan berupa potongan ruas bambu dengan lobang memanjang pada bagian tengahnya. Cara memainkan Tetengkoren adalah dengan dipukul-pukul. Selain digunakan sebagai alat musik, Tetengkoren juga berfungsi sebagai alat pengusir hama burung.

Sasesahang

Sasesahang memiliki bentuk seperti garpu tala berujung runcing yang terbuat dari ruas bambu. Nada hasil keluaran Sasesahang bergantung pada ketinggian ruas tabung bambu.
Bisa dibilang, satu Sasesahang hanya bisa mengeluarkan satu jenis nada saja. Biasanya untuk keperluan pertunjukan atau pagelaran seni, dibutuhkan sekitar lima atau enam buah Sasesahang dengan nada berbeda-beda. Cara memainkan Sasesahang adalah dipukul menggunakan tongkat berlapis bahan karet.

Arababu

Arababu adalah alat musik sulawesi utara yang mempunyai kesamaan bentuk menyerupai rebab. Bedanya, Arababu hanya mempunyai 1 buah dawai saja. Cara memainkan Arababu ialah dengan cara digesek.
Arababu memiliki batang pegang berbahan bambu dan tabung resonansi dari setengah bagian tempurung kelapa. Untuk suara, Arababu tidak kalah merdu dengan rebab, hanya saja dalam ukuran bentuk instrumen ini tampak lebih kecil.
Dawai Arbabu dibuat menggunakan serat tanaman. Tanaman yang sering digunakan adalah pisang hote. Hote merupakan tanaman jenis pisang yang tumbuh banyak di daerah sulawesi utara.

Bansi

Bansi merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bahan bambu, mirip dg seruling. Bansi memiliki sejumlah lubang nada dimana lubang-lubang ini harus ditutup beberapa, agar dapat menghasilkan nada-nada tertentu. Dibutuhkan kepiawaian dalam pergerakan jari-jari tangan untuk dapat menghasilkan nada luwes nan merdu. Keberadaan Bansi dalam sebuah pertunjukan musik biasanya diposisikan sebagai melodi lagu.

Kanda

Kanda adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan telapak tangan atau ditabuh menggunakan ujung ibu jari. Kanda memiliki ciri-ciri hampir mirip serupa kendhang asal tanah jawa. Namun, ukuran kanda terlihat lebih ramping dan lebih kecil.
Sama seperti kendhang, kanda juga memiliki membran sebagai bagian penghasil suara. Membran Kanda masih tradisional, dibuat dari kulit binatang seperti sapi, kambing atau rusa. Kualitas suara yang dihasilkan oleh kanda bergantung sepenuhnya pada kepiawaian pemain musik dalam menabuh atau menepuk kanda.

Gimba

Satu lagi alat musik serupa kendang tanah Sulawesi Utara. Bentuk Gimba menyerupai Kendang, namun dari segi ukuran lebih panjang dan agak lebih bulat. Membran kulit penghasil suara pada Gimba biasanya dibuat dari kulit anoa, kerbau atau sapi. Kemudian tali pengikat membran dengan badan.
Gimba biasanya dibuat menggunakan rotan. Cara memainkannya dengan dipukul. Gimba kerap digunakan sebagai pengiring atraksi silat dan pengiring tari tarian tradisional. Gimba juga memiliki ukuran bervariasi.

Tatali

Tatali merupakan alat musik tradisional yang dibuat dari bahan bambu. Dimensi ukuran tatali berada di kisaran panjang 50 cm dan diameter serkitar 2 cm. Tatali juga memiliki tiga buah lubang nada. Di mana satu lubang mewakili satu nada. Oleh karena itu, tatali total hanya memiliki tida nada saja. Kualitas suara yang dihasilkan Tatali sangat bergantung pada kepiawaian pemain musik mengatur pernapasan.

Tutuba

Tutuba merupakan alat musik tradisional yang banyak berkembang dikalangan suku To Wana, Sulawesi Utara. Instrumen ini mempunyai dawai dan dimainkan dengan cara memetik dawai tersebut. Tutuba dibuat menggunakan bahan bambu. Tutuba sangat sering digunakan sebagai pengiring dari tari tarian tradisional Sulawesi Utara.

Yori

Yori juga dikenal sebagai harpa mulut. Disebut harpa mulut karena mulut pemain Yori bertindak sebagai resonator nada. Sedangkan tali pada badan Yori bertindak sebagai pengatur tinggi nada.
Bila dilihat dari segi kapan Yori dimainkan, alat musik sulawesi utara ini tergolong agak mistis. Hal ini disebabkan masyarakat sekitar kerap memaikan Yori saat gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Terutama masyarakat suku Kulawi.

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar