Sejarah Batik Trusmi di Kota Cirebon Indonesia
kini telah menjadi salah satu ikon kota Cirebon. Awal mula dikenalnya kain batik konon lahir dan berkembang di Desa Trusmi, dipelopori oleh Ki Gede Trusmi. Salah seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati. Beliau mengajarkan teknik membatik kepada masyarakat sekitar sembari menyebarkan ajaran agama Islam. Teknik tersebut diwariskan turun-temurun. Hingga sekarang, Desa ini terkenal sebagai salah satu desa penghasil kain batik terbaik di nusantara.
Sumber lain menyebutkan, perkembangan membatik di Desa Trusmi juga dipengaruhi oleh gerakan tarekat yang konon memiliki pusat di Banjarmasin. Para pengikut tarekat menetap di desa tersebut, kemudian mulai melakukan kegiatan membatik. Kegiatan ini mereka lakukan sebagai bentuk pengabdian pada keratonan. Selain itu, mereka juga menjadikan membatik sebagai sumber pendapatan ekonomi dalam membangun tarekat.
Sisi lain Batik Trusmi
Kedua sejarah batik diatas, nyatanya saling berhubungan. Corak Cirebonan termasuk dalam kategori pesisiran. Corak yg kental dengan perpaduan budaya dari luar. Namun ternyata, beberapa corak Cirebonan juga sempat digunakan sebagai busana keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keratonan Kanoman. Adanya dua keratonan tersebut membuat Cirebon juga memiliki beragam motif klasik yang bertahan dari dulu hingga sekarang.
Dilihat dari prosesnya, pengerjaan kain tersebut sebagian besar dikerjakan oleh masyarakat Desa Trusmi. Jenis motif tersebut antara lain ialah Mega mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan lain-lain.
Sentra batik trusmi yang bikin kamu betah
Berkunjung ke Cirebon, rasanya belum lengkap bila belum berwisata di kota tersebut. Cirebon terkenal dengan makanan khasnya yaitu empal gentong dan nasi jamblang. Namun tak hanya itu, kini Cirebon juga terkenal dengan sebagai Pusat Grosir Batik terbesar di Jawa Barat.
Lokasi sentra wisata ini sangat mudah ditemui. Terlebih sejak pembangunan Tol Cipali selesai. Wisatawan cukup keluar dari tol melalui gerbang tol Plumbon menuju perempatan Pleret. Sekitar jarak 500 meter hingga 1 km di perempatan Pleret tersebut akan terlihat gapura Trusmi. Di daerah situ berjejer kuliner khas Cirebon berikut butik-butik serta pusat toko batik terbesar dan terlengkap.
Motif terkenal dari
-
Batik Mega Mendung
Jenis motif andalan yang juga menjadi favorit wisatawan ialah motif Mega Mendung. Merupakan motif yang menyerupai bentuk awan dibalut dengan warna-warna tegas. Bentuk awan tersebut sebenarnya adalah hasil dari campuran kebudayaan Tiongkok dan Islam pada era Wali Songo. Sangat khas dan unik. Bahkan sampai membuat Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mendaftarkan Mega mendung sebagai warisan dunia ke UNESCO.
-
Batik Paksinaga Liman
Sementara untuk desain paling premium dari Sentra Wisata ini ialah motif Paksinaga Liman. Merupakan nama kereta kencana miliki Keratonan Kasepuhan. Paksi berarti garuda, naga berarti ular, dan liman berarti gajah. Sesuai dengan namanya, motif paksinaga liman merupakan perwujudan dari tiga hewan tersebut. Juga sebagai cerminan simbol kekuatan dari Kerajaan Cirebon.
Rentan harga yang ditawarkan di kawasan wisata ini cukup beragam. Mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 1 juta. Lokasi wisata yang berdampingan dengan wisata kuliner membuat tempat ini kian ramai dikunjungi. Karena selain bisa berbelanja, mereka juga bisa melepas penat sembari menikmati olahan khas Cirebon.
Nilai falsafah batik trusmi cirebon
Bagi mayoritas masyarakat Cirebon yang beragama Islam, busana tak hanya sebagai pelindung tubuh (aurat). Namun, harus mencerminkan nilai-nilai keindahan serta kesopanan. Hal inilah yang membuat batik begitu banyak menyimpan makna.
Ki Kartani Cirebon pernah berkata: “Kehormatan tubuh karena busana. Kehormatan diri karena budi pekerti. Kehormatan bangsa karena budaya. Kehormatan budaya karena agama”.
Setiap guratan dalam motif kain ini bisa jadi memiliki pesan tersendiri. Juga sebagai cerminan identitas, watak, dan kondisi sosial ekonomi pemakainya. Serta yang lebih penting, batik juga dapat menjadi indikator bagaimana moral dan budaya suatu bangsa. Oleh karena itu, pada masa keratonan batik sempat dianggap sakral. Dan akhirnya, dijadikan sebagai busana keratonan pada era tahun 1970an.
Adapun sejarah asal muasal nama Trusmi sendiri masih belum jelas hingga kini. Karena apabila berdasar pada tutur cerita masyarakat Cirebon, terdapat dua versi cerita terkenal.
Versi pertama batik trusmi ialah kisah Pangeran Cakrabuwana (Ki Buyut Trusmi)
Beliau melepaskan jabatan pemimpin Ki Kuwu Cerbon Kedua guna menekuni ajaran agama sebagai ulama. Guru beliau ialah Sunan Gunung Jati. Pangeran Cakrabuwana ditugaskan untuk mendidik putra Sunan Gunung Jati yaitu Bung Cikal.
Selain itu, beliau juga membangun padukuhan ke arah barat sekitar 7 KM dari Keratonan Pakungwati. Dimana di padukuhan tersebut terdapat sebuah balong kramat yang airnya sangat jernih. Bahkan dari atas balong dapat terlihat kerikil dan pasir pada dasarnya. Air pun terus menerus semi (mengalir) sehingga kemudian disebut Terussemi atau Trusmi.
Sementara versi kedua batik trusmi ialah kisah Bung Cikal (Pangeran Manggarajati)
Sejak kecil, Bung Cikal yang dididik oleh Pangeran Cakrabuawana ternyata telah memiliki kesaktian. Salah satu kebiasaan Bung Cikal adalah merusak tanaman milik Pangeran Cakrabuwana. Namun anehnya setiap tanaman itu rusak, tanaman tersebut segera tumbuh dan bersemi kembali. Sehingga, masyarakat mengenal padukuhan tersebut dengan Trusmi yg berarti Terus Bersemi.
Satu hal yang dapat diyakini ialah letak makam dari Pangeran Cakrabuwana di Desa Trusmi. Hingga kini, makam beliau masih dijaga oleh masyarakat sekitar. Buktinya masih adanya tradisi-tradisi turun temurun seperti Gantos Sirap setiap empat tahun sekali. Tradisi Memayu atau Gantos Welit setiap setahun sekali. Juga tradisi Selawean atau Mauludan Trusmi setiap tanggal 25 Rabiul Awwal (bulan maulid).
Mengenal tarikan dan warna sebagai ciri khas batik trusmi
Batik Trusmi Cirebonan terkenal dengan warna-warna cerah nan berani. Semua pecinta batik pasti tau akan hal tersebut. Namun dibalik warna cerah tersebut, ternyata menyimpan makna tersendiri. Pun motif khas dari setiap jenis batik trusmi. Misal:
Macam Macam Motif Khas Desa Trusmi
- Batik Sawat Pengantin yang biasa digunakan sebagai kain adat pernikahan. Corak ini memiliki gambaran dua buah sayap kanan dan kiri. Sebagai penggambaran keseimbangan hubungan yang harus selalu dijaga oleh setiap pasangan.
- Paksin Nagaliman. Motif khas dengan gambar sayap burung serta ular naga yg biasa digunakan oleh panglima-panglima keratonan. Motif mencerminkan pangkat juga sebagai penegasan terhadap jabatan tinggi setiap pemakainya. Bila dilihat dari segi warna, seperti dominasi warna merah pada corak Singa Payung. Warna ini mencerminkan kegagahan, keteguhan, serta keberanian pamakainya. Sesuai dengan Singa Payung yang memang biasa dipakai golongan patih keratonan untuk berperang.
- Batik Mega mendung pun tak mau kalah. Motif awan unik dengan warna-warni ciamik ini merupakan daya tarik utama kain ini. Bila diperhatikan secara seksama, terdapat gradasi warna pada bentuk awan Mega mendung. Biasanya dimulai dari garis putih, kemudian diikuti warna muda, semakin tua, hingga akhirnya sampai pada warna utama awan tersebut. Tarikan warna dari awan-awanan ini merupakan tarikan paling halus nan indah bila dibandingkan dengan lainnya.