Hit enter after type your search item

Tasahim, Bermula dari Reseller hingga Punya 4 Brand Sendiri

/
/

Membangun usaha memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti yang dilakukan Ahim saat merintis bisnis tasnya. Jauh sebelum itu, ia sempat mencoba berbagai usaha sebelum akhirnya sukses. Jatuh bangun, semua sudah dilaluinya. Namun menyerah bukanlah kosa kata yang disukai pria kelahiran Jakarta, 30 Oktober 1983 ini.
“Kalau dilihat dari tekad berwirausaha sebenarnya memang bukan . Saya pernah bimbingan belajar ke rumah, usaha makanan, tapi nggak ada yang berjalan mulus,” katanya. Pada 2010 ia memulai usaha menjadi reseller sebuah brand tas impor yang sudah cukup dikenal. Setelah beberapa waktu, ia mulai menyadari bahwa orang Indonesia juga mulai menghargai produk lokalnya. Dari sanalah cikal bakal lahir.

‘Mencicil’ Modal

Saat memulai brandnya sendiri, Ahim mengaku mengumpulkan modal dari usahanya menjadi reseller tas selama beberapa waktu. Uang yang ia kumpulkan perlahan lalu ia belikan mesin jahit untuk memproduksi tasnya. Dimulai dari satu buah mesin jahit hingga kini ia telah memikiki lima buah mesin sendiri.
Sejatinya berawal dari 2014, produk awal Tasahim berupa . Namun ia melihat adanya potensu pasar yang tak terlayani. Tak ingin berpuas hati dengan satu brand, Ahim mengembangkan usahanya menjadi 4 line dengan segmentasi yang berbeda pula. “Yang pertama Tasahim sendiri, itu tas tas ransel dengan motif warna-warna polos yang segmennya anak-anak muda sampai umur 30 tahun. Lalu ada Loecu by Tasahim, yang ada di pakarinfo. Brand ini identik dengan motif yang lucu-lucu, segmennya untuk perempuan muda. Terus ada Elaine by Tasahim  yang lebih ke tas tas kulit polos. Yang terakhir ada Elmer by Tasahim, produknya ada tas kulit dan dompet untuk cowok,” urainya.

Baca juga: 

Dengan memiliki sub brand, Ahim mengaku bisa melayani hampir semua kebutuhan pelanggannya yang berasal dari berbagai kalangan. Ia juga berusaha menjaga eksklusifitas produknya dengan menggunakan motif-motif khusus yang dia cetak sendiri, khususnya pada bahan kanvas. Sehingga kecil kemungkinan motif tersebut digunakan oleh brand lain. “Mungkin kalau pengrajin lain membeli bahannya di supplier, misalnya di Tanah Abang, jadi motifnya pas dibikin akan sama. Nah konsumen suka dengan produk kami,  karena cuma kami yang motifnya seperti ini,” sambung Ahim.
 

Tak Sungkan ‘Contek’ Ilmu

Sejak kemajuan dan masuknya internet, sarana belajar bagi setiap orang makin terbuka lebar. Ini juga yang dimanfaatkan Ahim untuk membesarkan usahanya. Mulai dari melihat inspirasi untuk desain, mengembangkan social media untuk marketing, hingga urusan branding. Untuk urusan branding, ia mengaku mengagumi bagaimana Cotton Ink, brand clothing lokal Indonesia melakukannya.
Konsep tiru, amati, dan modifikasi pun dilakukannya. Seperti bagaimana konsep post di Facebook dan Instagram, ia meniru secara template namun menyesuaikan dengan produk tas yang ia miliki. Selain itu ia juga mengaku sering melakukan trial and error dari sisi marketing.

Baca juga: 

Dari sisi pemasaran, Tasahim memiliki website dan toko fisik di Jakarta, serta menjual produknya di beberapa marketplace. Ia juga merasakan manfaat dengan memasarkan produknya di pakarinfo. “Selain lebih dikenal, kami juga bisa lebih trusted. Karena dengan join di sini, pelanggan yang masih takut untuk pembayaran secara langsung bisa dimediasi di pakarinfo. Jadi mereka lebih percaya. Dan ternyata dari berbagai marketplace, penjualannya paling banyak di pakarinfo,” tuturnya.

Ingin Merambah Pasar Internasional

Di tahun ketiga ini, Ahim masih terjun dalam membangun bisnisnya dibantu oleh sang istri, serta 10 orang karyawan yang membantunya dalam produksi hingga operasional. Omzet yang dihasilkan juga terbilang menggiurkan. Setidaknya dalam sehari omzet Tasahim adalah Rp 3 juta rupiah dan bisa mencapai Rp 10 juta saat ramai.
Ke depannya, ia juga masih punya banyak mimpi untuk diwujudkan, diantaranya adalah dengan melakukan kolaborasi dengan artis untuk membuat produk baru. “Seperti yang dilakukan Adidas, tapi entah kalau Tasahim dengan siapa,” sambungnya. Selain itu, ia juga ingin produknya bisa sampai ke pasar internasional. “Pengen banget, hanya belum dapat channel-nya aja. Semoga suatu saat bisa,” tutupnya.

  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar