Hit enter after type your search item

Ulasan Lengkap Alat Musik Recorder. Sejarah, Cara Memainkan & Jenisnya

/
/

Ketika mendengar kata alat musik recorder, kebanyakan orang pasti akan langsung berpikir tentang sebuah perangkat elektronik. Atau sekumpulan perangkat canggih yang menggunakan baterai dan terkoneksi dengan komputer.

Padahal, recorder merupakan sebuah instrumen musik berukuran kecil berjenis aerophone atau disebut pula alat musik tiup melodis. Bahasa paling mudah menyebutnya ialah suling.

Sejarah alat musik recorder di dunia

alat musik recorder seruling

Perkembangan instrumen recorder, sejatinya tak lepas dari suling yang tercatat sebagai salah satu alat musik paling tua di dunia. Gawai tiup ini pernah tercatat dalam dokumen abad 14 lalu. Saat itu, Grove’s Dictionary menggunakan istilah recorder dalam sebuah laporan yang berasal dari rumah keluarga Earl of Derby.

Kemudian diketahui pula, bahwa Raja Henry IV pernah berlatih menggunakan alat musik bernama Fistula Nomine Recordour. Salah satu gawai modern ini sempat pula dikenal dengan nama flauto pada abad 18. Bahkan hingga saat ini, beberapa seniman masih sering menyebut gawai ini dengan sebutan flauto traveso.

Pada awalnya, recorder hanya memiliki enam buah lubang sebagai sumber penghasil suaranya. Namun seiring berkembangnya zaman serta teknologi, pada tahun 1670 gawai ini memiliki satu tambahan lubang dan memiliki kunci nada sebanyak tujuh buah. Perubahan tersebut tak berhenti sampai disitu. Sekitar tahun 1722, seniman bernama Quantz menambahkan lagi satu kunci untuk nada C#.

Kemudian di tahun 1726 masih oleh Quantz, ditambahkan satu nada lagi untuk kunci D#. Selanjutnya pada tahun 1760, Florio menambahkan satu nada G#. Inovasi-inovasi semacam ini masih terus berlanjut hingga menjadi instrumen musik modern yang kita kenal saat ini.

Cara Memainkan Alat Musik Recorder

alat musik recorder teknik cara

Alat musik recorder dimainkan dengan cara ditiup sama seperti suling. Namun tetap ada perbedaan mendasar baik dari segi cara memegang atau nada yang dihasilkan.

Recorder dibuat dengan nama serta ukuran berbeda-beda. Rentan nada yang dihasilkan pun berbeda. Di era sekarang, jenis paling sering digunakan ialah jenis Soprano, Alto, Tenor, dan Bass. Dalam sejarahnya, bahan dasar untuk membuat alat musik ini adalah kayu dan gading. Namun seiring berjalannya waktu, sekarang instrumen ini juga banyak diproduksi menggunakan bahan logam untuk memberikan ketahanan lebih.

Teknik Memainkan Alat Musik Recorder

Secara garis besar, teknik memainkan recorder tak jauh beda dengan teknik memainkan suling pada umumnya. Namun kenyataannya, ada perbedaan mendasar terkait beberapa hal dasar saat hendak memainkan instrumen modern ini. Diantaranya ialah :

  • Posisi kepala harus lurus tegak, serta bahu tidak boleh tegang.
  • Kemudian posisi siku harus terangkat, tidak boleh menyentuh badan.
  • Busungkan pula bagian dada ke depan, agar aliran udara ketika proses peniupan bisa berjalan maksimal.
  • Teknik peniupan pun tidak boleh sembarangan. Pemain cukup meniup seperlunya dan tidak perlu berlebihan karna dapat merusak suara keluaran.
  • Usahakan pula hangan terlalu dalam memasukkan recorder ke dalam mulut. Hal ini dimaksudkan agar aliran udara dapat masuk dengan lancar.
  • Cara memegang gawai modern ini pun ada aturannya. Yaitu tangan kiri sebagai tangan pemengan suling bagian atas. Sementara tangan kanan bertugas memegang suling bagian bawah.
  • Bila hendak diurutkan dari lubang paling atas, urutan jarinya ialah jempol kiri, telunjuk kiri, tengah kiri, manis kiri, telunjuk kanan, tengah kanan, manis kanan, dan kelingking kanan.
  • Untuk menghasilan nada tinggi, lubang oktaf ditutup ibu jari tangan kiri dan dibuka 1/2 atau 3/4

Jenis-jenis Alat Musik Recorder

 

Alat Musik Recorder sering pula disebut sebagai suling konser atau suling modern. Hal tersebut dikarenakan instrumen ini sangat sering sekali digunakan sebagai pengiring lagu konser. Terlebih di negara-negara Amerika atau Eropa. Recorder yang digunakan pun bermacam-macam, seperti:

  • Konser flute berada pada kunci C. Flute ini merupakan jenis flute yang paling sering digunakan diantara keluarga flute modern lainnya. Hal ini dikarenakan konser flute tak hanya bisa dimainkan di musik klasik saja, namun juga dapat dijadikan sebagai pengiring estetik dalam jazz atau bahkan jenis aliran lain.
  • Bass juga berada pada kunci C. Dari segi ukuran, bass flute merupakan yang paling besar kedua setelah contra-bass dibandingkan jenis lainnya. Fungsi bass sendiri sebagai pengatur ritme nada golongan rendah. Nada bass berada dua oktaf dibawah konser flute.
  • Alto. Alto berada pada kunci G. Suling alto memiliki teknik jari persis seperti pada suling konser. Namun bila dilihat dari segi bentuk tabung, alto lebih mirip bentuk tabung bass. Suling alto memang dirancang khusus untuk kebutuhan ansamble flute.
  • Tenor berada pada kunci B. Tenor dikenal juga sebagai suling d’amor (the flute of love). Sebutan ini berasal dari kekayaan serta kelembutan nada yang dihasilkan tenor. Sehingga mampu menghadirkan emosi cinta bagi para pendengarnya.
  • Soprano. Soprano berada pada kunci E. Soprano bisa dibilang merupakan kombinasi dari piccolo dan konser. Dari segi ukuran, soprano lebih panjang 4 inci dari piccolo namun lebih pendek dari konser. Beberapa orang lebih mudah memainkan soprano karena bentuk serta ukurannya yang dirasa paling pas.
  • Terble berada pada kunci G. Suling treble adalah jenis recorder yang mungkin paling jarang ditemui. Treble memiliki rentan nada lebih tinggi dari konser. Oleh karena itu, treble biasanya hanya digunakan sebagai pelengkap di beberapa pertunjukan jazz.
  • Piccolo. Piccolo berada pada nada C. Piccolo merupakan jenis suling terkecil diantara jenis flute modern lainnya. Namun, kendati ukurannya kecil, piccolo memiliki oktaf nada tertinggi dibandingkan jenis suling modern lain.
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Pinterest
This div height required for enabling the sticky sidebar